Makin Mendekat kepada Allah

Sedih hati ini, berita duka datang silih berganti. Time line di media sosial penuh dengan permohonan doa untuk yang sedang sakit, ucapan belasungkawa untuk yang wafat, juga share kebutuhan donor plasma konvalesen untuk yang sedang kritis. Allah ya Rabb, hanya kepada-Mu kami bersandar…


Setelah setahun lebih mengalami pandemi. PHK marak terjadi, usaha banyak yang gulung tikar, RS kuwalahan menerima pasien, nakes pun kelelahan dan banyak yang wafat. Allah ya Rabb, hanya kepada-Mu kami bersandar….


Anak-anak rewel dan mengeluh bosan di rumah saja. Orangtua juga stress mencari pendapatan sampingan sekaligus mengajari anaknya belajar daring. Bocah-bocah mulai kecanduan gadget. Allah ya Rabb, hanya kepada-Mu kami bersandar….


Ampunilah dosa-dosa kami ya Rabb….
Semua ini adalah bagian dari takdir-Mu. Mohon bimbinglah kami agar dapat sabar dan kuat melalui pandemi ini. Kami beriman, Engkau tak akan memberikan ujian yang melampaui kemampuan kami….


Saudaraku, mari kita perkuat lagi benteng pertahanan di keluarga kita. Pandemi ini mengajarkan kita bahwa kematian itu dekat. Kita dipaksa untuk zikrul maut setiap hari. Kita diingatkan untuk makin mendekat kepada Allah, mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk menghadapi ajal yang bisa menjemput kapan saja.
Kita diingatkan untuk makin mendekat kepada Allah, karena kita membutuhkan bimbingan-Nya agar tetap tenang menghadapi situasi ini. Makin dekat dengan Allah, makin tenang jiwa ini. Otomatis lidah kita makin sering berzikir mengingat-Nya, beristighfar memohon ampunan kepada-Nya.


Kita juga diingatkan untuk selalu menjaga keharmonisan dengan pasangan dan putra-putri kita. Mendoakan kesehatan dan keselamatan mereka setiap saat, melakukan langkah preventif dengan menjaga imunitas lewat makanan bergizi, vitamin, olah raga, dll. Sebab kita terlalu banyak diingatkan bahwa keluarga adalah hal yang paling berharga bagi kita. Terlalu banyak duka cita mendalam akibat kehilangan orang-orang terkasih sepanjang pandemi ini.


Kita juga diingatkan untuk selalu menjaga silaturahim dengan orangtua, saudara, dan keluarga besar kita. Lebih-lebih kepada orangtua, orang yang paling berjasa dalam hidup kita. Makin sering kita doakan mereka di setiap shalat kita, sambil membayangkan wajah-wajah penuh kasih tersebut. Mendoa dengan sepenuh harap kepada Allah, agar berkenan menjaga orang yang paling mengasihi kita tersebut.


Kita juga diingatkan untuk lebih peduli lagi pada tetangga dan lingkungan sekitar kita. Utamanya jika kita diberikan rezeki berlebih oleh Allah. Mari kita bantu yang kekurangan dan kesulitan selama pandemi ini.


Mari kita beli dagangan saudara kita, meskipun kita tidak terlalu butuh. Sebab mereka membutuhkan nafkah untuk menyambung hidup. Sebab mereka menahan dirinya dari meminta-minta. Sebab di balik itu, ada keluarga yang menggantungkan hidupnya pada mereka.
Di balik situasi yang sulit dan menyedihkan ini, masih banyak orang-orang yang menuduh covid dan pandemi adalah konspirasi. Dibalik jeritan rakyat yang terhimpit beban ekonomi, masih banyak yang tega mengambil dana bantuan sosial yang seharusnya menjadi hak mereka, kaum dhuafa. Astaghfirullah, semoga Allah menjauhkan kita dari segala sifat buruk yang merugikan orang lain.


Saudaraku marilah kita menjadi bagian dari solusi. Kita berikan peran terbaik kita untuk melewati ujian pandemi ini. Yang bisa membantu dengan amanah kekuasaan, semoga diberikan kemampuan untuk mencarikan solusi terbaik bagi rakyat. Yang bisa membantu dengan kelebihan hartanya, semoga diberikan kemudahan untuk menyalurkannya.


Nakes yang menjadi garda terdepan, semoga selalu dimudahkan dalam bertugas, tak bisa dipungkiri nakes adalah pahlawan bagi kita semua, semoga yang gugur di medan juang diberikan pahala syahid dan tempat terbaik di sisi Allah.
Sementara kita yang diberikan kemudahan untuk bisa stay at home, mari kita banyak-banyak bersyukur. Diluar sana, ada yang harus tetap keluar rumah meski bahaya virus mengancam, karena mereka adalah tulang punggung keluarga.

Jangan lagi mengeluh bosan, karena ujian kebosananmu tak seberapa dibandingkan dengan ujian sakit bahkan kehilangan anggota keluarganya akibat keganasan virus ini. Kuatkan mentalmu, kuatkan mental keluargamu, kuatkan mental putra-putrimu yang sebentar lagi akan memasuki tahun ajaran baru. Kuatkan kembali rumah sebagai madrasah pertama putra-putri kita. Jika terasa berat, mendekat lagi pada Allah, makin mendekat. Mohon pertolongan kepada-Nya.

Semoga kita diberikan kekuatan melewati ujian ini, selalu berprasangka baik kepada Allah, serta selalu memohon bimbingan-Nya. Berdoa tak putus-putus dengan sepenuh mengharap kepada-Nya, semoga pandemi segera berakhir. Aamiin allahumma aamiin.

Trims atas komentarnya ^^. Pasti saya baca dan insya Allah akan saya balas. Makasih atas kunjungannya ke Rumah Samara ^^